mobilitas vertikal sedikit sekali terjadi pada masyarakat
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban lRafly
Lapisan sosialnya berbeda bisa berstatus sosial rendah ke tinggi
please berikan jawaban cerdas -
2. Jawaban sfqa000
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).Setiap orang di masyarakat tidak selamanya memiliki kedudukan yang tetap, tetapi selalu mengalami perubahan. Begitu pula halnya dengan seorang karyawan yang tidak ingin selamanya menempati kedudukan sama, Ia akan berusaha untuk naik ke kedudukan yang lebih tinggi. Jabatan yang dipegang oleh seseorang tidak dapat dilepaskan dari kedudukan sosialnya, karena jabatan dapat melambangkan kedudukan sosial. Akan tetapi, jabatan tidak dapat dipegang selamanya karena jabatan suatu saat akan diserahkan kepada orang lain. Orang yang menempati jabatan sebelumnya dapat saja naik untuk menempati jabatan yang lebih tinggi atau selesai bekerja karena pensiun sehingga tidak mempunyai jabatan lagi dan kedudukan sosialnya menurun. Hal tersebut dinamakan gerak naik turun atau mobilitas sosial vertikal.
Seseorang yang sudah lama bekerja di suatu kantor atau perusahaan, akan berusaha mendapatkan kenaikan gaji. Dengan adanya kenaikan gaji tidak berarti naiknya kedudukan ke tingkat yang lebih tinggi karena yang bersangkutan tetap menempati jabatan semula. Akan tetapi, apabila yang bersangkutan hanya pegawai biasa atau juru ketik karena prestasi kerja, maka dinaikkan kedudukannya menjadi kepala bagian. Perpindahan kedudukan dari lapisan yang lebih rendah ke lapisan yang lebih tinggi tersebut dinamakan promosi. Contoh lain dari promosi atau mobilitas naik seperti berikut.
a. Seorang guru, karena prestasi dan pangkat yang telah mencukupi, mendapat promosi jabatan untuk menjadi kepala sekolah.
b. Seorang bupati yang mendapat banyak dukungan dari masyarakat dan dewan, kemudian terpilih menjadi gubernur.Sebagai kepala sekolah atau gubernur, apabila telah habis masa jabatannya dan tidak dapat diangkat lagi, akan kembali ke jabatan sebelumnya atau berhenti sama sekali (pensiun). Jabatan yang dipegang seseorang merupakan peran yang harus dilaksanakan sesuai dengan kedudukan yang dimiliki. Dengan demikian, mobilitas sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu.
a. masuknya individu-individu atau seseorang yang memiliki kedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang lebih tinggi;
b. pembentukan suatu kelompok sosial baru kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari orang-orang pembentuk kelompok tersebut.Adapun mobilitas vertikal menurun juga memiliki dua bentuk utama, yaitu:
a. turunnya kedudukan seseorang ke tingkat yang lebih rendah daripada sebelumnya;
b. turunnya derajat sekelompok orang dari tingkat sebelumnya, yang disebut dengan desintegrasi atau degradasi.Mobilitas sosial yang vertikal memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut.
a. Masyarakat yang bersangkutan adalah masyarakat yang terbuka, artinya lapisan atau kelas-kelas sosial yang ada di dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan untuk naik turunnya kedudukan anggota masyarakatnya.
b. Setiap warga masyarakat (negara) mempunyai kedudukan hukum yang sama tingginya.
c. Gerak naik ke lapisan kedudukan yang lebih tinggi mengandalkan kesanggupan seseorang mengatasi sistem seleksi yang semakin berat. Misalnya, setiap orang berhak untuk menempati kedudukan apapun di negara ini asalkan memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan.Mobilitas sosial vertikal terjadi pada orang yang bersangkutan atau pada keturunannya, terdapat dua bentuk yang dinamakan mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal intergenerasi (antargenerasi). Mobilitas vertikal intragenerasi yaitu mobilitas sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok itu sendiri. Mobilitas vertikal intergenerasi (antargenerasi) yaitu mobilitas sosial tidak dilakukan langsung oleh seseorang atau kelompok, tetapi oleh keturunannya, baik anak maupun cucunya. Misalnya, sebagai berikut.
a. Bapak X seorang pengemudi angkutan kota, tetapi anaknya disekolahkan sampai mendapat gelar insinyur (sarjana teknik), kemudian bekerja di perusahaan pertambangan yang dikelola oleh swasta nasional.
b. Bapak Y seorang pengusaha kaya di kotanya, tetapi anaknya memilih menjadi seniman.Mobilitas vertikal tidak selalu dilakukan oleh yang bersangkutan baik gerak naik maupun gerak turun. Kadangkala seseorang ingin mewariskan kedudukan atau menginginkan lapisan dan kelas sosial kepada anaknya agar sama dengan dirinya. Akan tetapi, anak sering memilih hal lain yang berbeda dari pilihan orangtuanya karena anak mempunyai keinginan untuk bebas dalam menentukan nasibnya sehingga kedudukan yang dimiliki anak dapat berbeda dengan orangtua, baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah.